Literaksi.com – Pendeta Gilbert Lumoindong menarik perhatian publik karena kontroversi dalam ceramahnya mengenai zakat dan salat dalam agama Islam. Dalam ceramahnya, ia menyandingkan konsep zakat sebesar 2,5 persen dengan fenomena perpuluhan yang viral di media sosial. Video ceramahnya juga membandingkan gerakan salat umat Islam dengan ibadah umat Kristen di gereja.
Kontroversi ini memicu kecaman dari warganet terhadap kekayaan Pendeta Gilbert, yang sebelumnya telah dikenal karena gaya hidup mewahnya. Pertanyaan pun muncul: dari mana sumber kekayaan Pendeta Gilbert yang mencemoohkan zakat dalam ceramahnya?.
Salah satu pertanyaan yang muncul adalah berapa gaji pendeta di Indonesia? Di Indonesia, pendeta menerima gaji bulanan dari gereja. Namun, metode dan sistem penggajian bervariasi antara gereja-gereja. Ada dua model umum yaitu gaji tetap dan tidak tetap.
Pendeta dengan gaji tetap menerima bayaran bulanan tanpa pekerjaan sampingan, memungkinkannya untuk fokus pada pelayanan gereja.
Sementara itu, ada juga sistem di mana pendeta menerima kompensasi berdasarkan pelayanan yang mereka berikan, yang dapat bervariasi dalam jumlahnya.
Menurut penjelasan dari seorang pendeta di platform YouTube, gaji pendeta penuh di Indonesia dapat dimulai dari Rp 3 juta per bulan, disertai dengan fasilitas tempat tinggal di rumah pastori.
Selain gaji bulanan, beberapa pendeta termasuk Pendeta Gilbert juga menerima kontribusi dari umat atau persembahan yang diberikan dalam gereja. Pendapatan mereka bisa bervariasi sesuai dengan kontribusi umat yang mereka layani.
Pendeta yang memiliki kekayaan besar, seringkali memiliki sumber penghasilan tambahan, seperti usaha sampingan. Ini menunjukkan bahwa kekayaan pendeta tidak selalu berasal dari gereja atau persembahan umat saja.
Selain sebagai penceramah untuk umat krister, Pendeta Gilbert juga memiliki sumber pendapatan dari saluran YouTube-nya. Dengan lebih dari 1 juta pelanggan dan 3.200 video yang diunggah, Gilbert memperoleh penghasilan bulanan yang signifikan melalui AdSense YouTube. Kerap kali, dalam saluran YouTube-nya, ia juga berkolaborasi dengan tokoh-tokoh agama lainnya seperti Ustaz Yusuf Mansur dan Gus Miftah.