Menulis Aksi, Menggerakkan Literasi
NEWS  

Watu Adeg, Antara Peninggalan Kraton dan Hal Ghoib


Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u1604943/public_html/literaksi.com/wp-content/themes/wpberita/template-parts/content-single.php on line 98

Literaksi.com – Sebuah batu setinggi sekitar 2 meter berdiri tepat di samping kandang sapi milik warga di Dusun Watuadeg, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman. Batu yang diketahui bernama watuadeg sejak jaman bahulak itu, menyimpan sejumlah mitos dan beberapa cerita mistis.

Batu itu terlihat menancap dipermukaan tanah dan seolah tak bisa jatuh. Dengan ditumbuhi lumut di seluruh badannya, menandakan batu itu tak pernah tersentuh bahkan hingga puluhan tahun. 

Meskipun nampak seperti batu purba, menurut salah seorang warga di sekitar batu itu menjadi tempat dari Raden Tumenggung Cokro Panolo. Warga yang tak ingin disebutkan namanya itu mengaku tak tahu mengenai asal usul watuadeg. 

“Dari simbah saya lahir, batu ini sudah ada disitu. Sejarahnya seperti apa tidak ada yang tahu. Tau-tau sudah ada disitu. Yang saya tahu di sekitar itu ada Raden Tumenggung Cokro Panolo, tapi dia siapa dan dari mana tidak tahu,” ungkapnya.

Sedikit cerita mistis yang diungkap oleh pria berusia 60-an tahun itu, entah karena ia takut sedang diawasi oleh istrinya yang melarangnya bercerita. Namun perlahan ia mulai mengungkapkan adanya benda-benda berwujud emas yang konon pernah dialami oleh orang-orang yang sengaja tidur di sekitar batu itu. 

“Pernah ada tetangga saya itu nyoba tidur di samping watuadeg belakang situ. Besoknya itu dia bilang luar biasa. Mbah disitu ada benda apa aja wujudnya emas, teko emas, kendil emas, semuane emas,” tuturnya sembari menirukan perkataan tetangganya itu. 

Sembari mengingat-ingat, ia juga mulai bercerita tetang kisah yang dialaminya pada waktu berumur 10 tahun. Ia yang yakin pada umur itu sudah dapat membedakan hal yang ghaib dan tidak, bercerita tentang adanya semacam ritual meminta tuyul. 

“Ini kan kebon saya, dan dulu disini kan ada juru kuncinya. Waktu aku berumur 10 tahun, aku penasaran mengintip apa bener ada tuyul di belakang watuadeg itu. Saya lihat orang itu bawa kain mori dibentangkan terus digulung-gulung. Padahal gak ada isinya pas digulung itu, tapi pas udah jadi gulungan, saya lihat kayak ada isinya. Terus dipesen sama juru kuncinya buat langsung pulang tidak usah mampir-mampir,” terangnya. 

Namun, saat ini tempat itu sudah tidak pernah digunakan lagi untuk ritual mencari tuyul. Ia yang menempati rumah di samping watuadeg itu hingga puluhan tahun, belum pernah mendapatkan penampakan apapun. 

Cerita mengenai adanya makhlus halus di sekitar rumahnya justru muncul dari tetangganya yang pernah menginap di rumahnya. Saat itu, tetangganya menumpang tidur setelah menenggak minuman keras. 

“Kan itu habis minum sama anak saya, tidur di kamar belakang. Paginya itu dia bilang badannya kayak dihajar orang, padahal gak ada siapa-siapa. Kalau menurut ku ya ulahnya Raden Tumenggung itu yang gak seneng ada orang melakukan hal yang buruk, makanya sampai dibegitukan,” tandasnya. 

Terpisah, Ketua RW Dusun Watuadeg, Suharno, yang mengatakan menurut sejumlah cerita dari nenek moyang batu itu merupakan penanda batas Keraton Yogyakarta jaman dulu. Meskipun belum bisa dipastikan kebenarannya, Watuadeg itupun akhirnya dijadikan nama dusun yang kini ditempatinya.

“Dulu ceritanya ya, itu merupakan batas keraton jaman dulu. Dulu nama kampung sini juga bukan Watuadeg, tapi setelah ada batu itu, namanya jadi berubah jadi Watuadeg. Tapi itu cerita-ceritanya jaman dulu,” paparnya.

Suharno juga mengungkapkan tidak pernah mendapati adanya kejadian mistis yang dialami oleh warga. Namun dari beberapa cerita fakta yang ia alami waktu kecil, penunggu di Watuadeg itu dulu mempunyai kesukaan yaitu buru dara. 

“Dulu penunggu itu kesayangannya itu burung dara. Setiap jam 1 malam itu selalu ada suara burung dara. Dulu pas kecil sering saya mendengar suara itu. Tapi sekarang sudah tidak ada,” imbuhnya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *