LiterAksi.com- Isoter Rusunawa Gemawang, di Kabupaten Sleman kembali terisi pasien covid-19. Padahal, fasilitas kesehatan darurat di Kapanewon Mlati ini sebelumnya sudah cukup lama kosong karena kasus melandai. Kini, kembali terisi 10 pasien positif yang sedang menjalani Isolasi.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman sekaligus petugas Penanggung Jawab Isoter Sleman, Makwan menyampaikan, sebelumnya sudah ada satu kemudian satu pasien positif covid-19 masuk ke Rusunawa Gemawang pada Rabu (20/7) pukul 11.30 WIB. Pasien tersebut menjalani Isolasi setelah melakukan tes PCR dan dinyatakan positif covid-19. Selanjutnya, sore hari, pasien ke Isoter bertambah 8, sehingga total semuanya menjadi 10 pasien.
“Jumlah pasien 10 orang. Masuk hari ini 1 mahasiswa kos di Pogung. Gejala batuk, pilek, nyeri tenggorokan. Swab mandiri hasil PCR positif. Dan, tambah 8 orang,” kata Kepala Pelaksana BPBD Sleman sekaligus petugas Penanggung Jawab Isoter di Sleman, Makwan, Rabu petang.
Tambahan 8 pasien yang masuk ke Isoter Rusunawa Gemawang berasal dari salah satu sekolah swasta di Kapanewon Depok. Mereka dievakuasi menuju gedung isoter menggunakan ambulans Rabu sore.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Sleman dr Khamidah Yuliati mengatakan, penularan covid di salah satu sekolah swasta di Depok berasal dari anak kos.
“Kemudian diperiksa ternyata positif, tracing akan dilakukan pada kontak eratnya,” kata dia.
Diketahui, kasus covid-19 di Bumi Sembada mengalami kenaikan cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir. Kasus aktif dari data covid-19 Kabupaten Sleman, per-20 Juli 2022 tercatat ada 236. Sebanyak 45 dirawat di RS dan 189 pasien isolasi mandiri. Jumlah ini belum termasuk yang berada di isolasi terpusat.
Data total akumulasi kasus covid-19 di Kabupaten Sleman hingga Rabu (20/7) sebanyak 79.341. Dari jumlah tersebut 76.418 sembuh dan 2.687 meninggal dunia
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kabupaten Sleman, Shavitri Nurmala Dewi memastikan, jajarannya hingga kini tetap menggelar patroli rutin penegakkan protokol kesehatan (prokes) maupun jam belajar anak. Sasaran patroli adalah titik keramaian hingga tingkat Kapanewon seperti pasar, lapangan, sekolah maupun tempat-tempat yang dijadikan tongkrongan anak muda.
“Jadi patroli tetap rutin dilakukan pada titik ada keramaian. Misalnya di Kapanewon itu, pasar, lapangan, sekolah yang berdekatan. Kemudian untuk protokol kesehatan diingatkan. Terutama untuk kerumunan, diingatkan. Cuma, memang program pembagian masker dan sebagainya ndak. Jadi kami sifatnya mengingatkan (prokes) saja,” kata dia.
Menurut dia, ada sekira 50-60 anggota Satpol-PP Sleman yang ditugaskan melakukan patroli rutin secara mobiling. Mereka dibagi dalam tiga shift setiap hari. Mulai dari pagi, sore hingga malam. Para petugas berkeliling mengingatkan tentang protokol kesehatan kepada masyarakat. Disamping itu, petugas juga melakukan patroli pemantauan pada jam belajar anak dengan mendatangi tempat-tempat yang sering digunakan nongkrong anak muda. Hal ini berkaitan dengan antisipasi kejahatan jalanan.
“Jadi dua (agenda) itu yang kami laksanakan sampai sekarang,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama sebelumnya meminta masyarakat tetap mempertahankan protokol kesehatan (prokes) terutama dalam hal penggunaan masker. Sebab, kata dia, prediksi nasional angka penularan kasus akan kembali meningkat di akhir Juli ataupun awal Agustus. Faktor penyebab kenaikan kasus di antaranya karena kemunculan varian covid-19 baru. Yaitu BA4 dan BA5 yang ditengarai memiliki penularan cepat. Apalagi, ditengah mobilitas masyarakat yang semakin tinggi.
“Prediksi dari nasional akan ada kenaikan di akhir Juli. Kemudian, awal Agustus. Jadi kita memang harus waspada di Sleman,” kata dia.