LITERAKSI.COM– Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman meminta masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini untuk mengantisipasi serangan penyakit. Satu di antaranya Leptospirosis. Pasalnya, hingga pekan ke-24 ada 19 kasus yang telah ditemukan di Bumi Sembada.
Kepala Bidang Pencegahan, dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Khamidah Yuliati, mengatakan dari 19 kasus leptospirosis yang telah ditemukan di Sleman, tidak ada yang berakhir fatal atau meninggal dunia. Namun demikian, warga diharap tidak meremehkan penyakit ini, apalagi di musim penghujan. Sebab, dalam beberapa kasus, penyakit yang disebabkan kencing tikus tersebut bisa berakibat fatal bagi manusia.
“Leptospirosis menjadi fatal jika terjadi komplikasi sampai ke organ dalam. Terutama biasanya yang nyata adalah di ginjal sehingga fungsi ginjal menurun. Maka kerja ginjal menjadi tidak optimal. Endingnya bisa berakhir dengan kematian,” katanya Kamis (23/6/2022).
Yuli menjelaskan, pada tahun ini kasus leptospirosis paling banyak ditemukan di Prambanan, Depok dan Mlati. Menurut dia, masyarakat bisa mengantisipasi serangan penyakit ini dengan cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Biasakan mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir. Lalu menjaga kebersihan di lingkungan sekitar rumah. Caranya, dengan melakukan kerja bakti secara rutin bersama tetangga untuk membuat tikus- tikus tidak betah bersarang di lingkungan sekitar.
Selanjutnya, bagi petani dianjurkan menggunakan sepatu boot saat bekerja di sawah dan selalu periksa luka di kaki. Apabila terdapat luka maka tutup rapat dan gunakan alat pelindung diri, jika tetap bekerja di sawah. Ia meminta masyarakat dapat mengenali gejala penyakit leptospirosis sejak dini. Biasanya, gejala yang sering muncul adalah demam. Kemudian, diikuti nyeri pada bagian kepala dan betis.
“Jika ada tanda-tanda sakit, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan,” kata Yuli.