Menulis Aksi, Menggerakkan Literasi
NEWS  

Tahun 2022, Pemkot Jogja Targetkan Penurunan Kasus Stunting di Bawah 14 Persen


Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u1604943/public_html/literaksi.com/wp-content/themes/wpberita/template-parts/content-single.php on line 98

Literaksi.com – Pemkot Yogyakarta menargetkan penurunan kasus stunting pada anak-anak lebih rendah dari target nasional di bawah 14 persen di tahun 2022.

Hal itu dilakukan melalui pendekatan kolaboratif antar aspek sensitif dan spesifik dari sejumlah Organisai Perangkat Daerah (OPD) dan stakeholder.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2AP2-KB) Kota Yogyakarta, Edy Muhammad tak menampik jika tahun 2021 lalu angka kasus stunting sudah dibawah target.

“Angka stunting di Kota Yogyakarta sudah berada di bawah target nasional. Tetapi, penuntasan stunting terus dilakukan agar tidak lagi ditemui permasalahan tersebut,” katanya, Selasa (9/8/2022).

Berdasarkan data, angka stunting di Kota Yogyakarta pada tahun lalu tercatat sekitar 12,8 persen dan diperkirakan turun pada tahun ini setelah dilakukan pendataan ulang.

Upaya penurunan kasus stunting sendiri kata Edy, dilakukan dengan memberikan pemahaman kepada orang tua yang memiliki anak berusia di bawah dua tahun dan terindikasi stunting agar lebih memperhatikan asupan gizi yang diberikan.

“Pendekatan sensitif itu nanti menyasar makanan yang diberikan kepada anak. Nah itu harus memiliki gizi yang cukup dan tentu saja sehat. Pemahaman orang tua terkait gizi makanan sangat penting,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, Pemerintah Kota Yogyakarta juga melakukan intervensi melalui APBD untuk memberikan makanan tambahan sekaligus menggerakkan masyarakat dan pengusaha dengan program dapur balita serta relawan sehat.

Sedangkan penanganan secara spesifik dilakukan bersama dengan dinas terkait, yaitu Dinas Kesehatan yang melakukan pemantauan langsung pada tumbuh kembang anak.

“Jika ada anak terindikasi stunting, seperti berat badan kurang serta tinggi badan kurang, akan dilakukan pemantauan secara berkala,” katanya.

Intervensi terhadap asupan gizi juga akan dilakukan jika dari hasil pemantauan diketahui bahwa kondisi tumbuh kembang tersebut dipengaruhi oleh kekurangan gizi, sehingga perlu didukung dengan pemeriksaan kesehatan.

Penanganan stunting tidak hanya dilakukan kepada anak berusia di bawah dua tahun, tetapi juga dilakukan sejak remaja karena kondisi perempuan yang kekurangan gizi, mengalami tuberculosis, nantinya berpotensi melahirkan anak yang stunting.

“Bisa juga karena pernikahan dini juga berpotensi melahirkan anak stunting,” katanya.

Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta yang melakukan pemetaan kondisi di 45 kelurahan pada April 2022 lalu, diperoleh klasifikasi zona kelurahan sesuai prevalensi stunting anak di bawah dua tahun.

Zona hijau adalah kelurahan dengan angka stunting kurang dari 14 persen, kuning dengan angka stunting 14-19 persen, jingga 19-24 persen, dan merah lebih dari 24 persen.

Kota Yogyakarta memiliki 45 kelurahan. Sebanyak tiga kelurahan masuk zona merah, yaitu Kotabaru, Tegalpanggung, dan Mantrijeron. Enam kelurahan di zona jingga, delapan kelurahan di zona kuning dan sisanya berada di zona hijau.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *