Menulis Aksi, Menggerakkan Literasi
NEWS  

Suhu Panas Capai 37 Derajat Celcius di Ciputat, BMKG Ungkap Faktanya di Tengah Musim Kemarau Ini


Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u1604943/public_html/literaksi.com/wp-content/themes/wpberita/template-parts/content-single.php on line 98

Literaksi.com – Dalam sepekan terakhir, hampir sebagian besar negara-negara di Asia Selatan terdampak gelombang panas atau dikenal dengan “heatwave”. Sehingga diprediksi kemarau tahun ini akan terasa lebih panas lagi.

Badan Meteorologi di negara-negara Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand dan , telah melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40 derajat celcius.

Suhu panas tersebut telah berlangsung beberapa hari belakangan. Hingga menjadi rekor-rekor baru suhu maksimum di wilayahnya.

Di Indonesia, suhu maksimum mencapai 37,2 derajat celcius di stasiun pengamatan BMKG di Ciputat, pekan lalu. Sementara secara umum suhu tertinggi yang tercatat di beberapa lokasi berada di kisaran 34-36 derajat celcius hingga saat ini.

“Suhu panas bulan April di wilayah Asia secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari, namun lonjakan panas di wilayah sub-kontinen Asia Selatan, kawasan Indochina dan Asia Timur pada tahun 2023 ini termasuk yang paling signifikan lonjakannya,” ungkap Dwikorita Karnawati , Kepala Badan Meteorologi Klimtologi dan Geofisika, melalui pers rilis BMKG yang dikutip, Senin (1/5/2023).

Dwikorita Karnawati menambahkan bahwa tren pemanasan global dan perubahan iklim yang terus terjadi berkontribusi menjadikan gelombang panas semakin berpeluang terjadi lebih sering.

Gelombang panas umumnya terjadi di wilayah yang terletak pada lintang menengah hingga lintang tinggi, di belahan Bumi Bagian Utara maupun di belahan Bumi Bagian Selatan. Hal itu juga berpotensi membuat kemarau lebih kering.

Artinya pada wilayah geografis yang memiliki atau berdekatan dengan massa daratan dengan luasan yang besar, atau wilayah kontinental atau sub-kontinental. Indonesia berada di wilayah ekuator, dengan kepulauan yang dikelilingi perairan luas.

Gelombang panas yang terasa di musim kemarau ini, biasa terjadi ketika pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi berkembang di suatu area dengan luasan yang besar secara persisten. Aktifitas gelombang Rossby juga berada di troposfer bagian atas.

“Pergerakan udara dari atmosfer bagian atas menekan udara permukaan [subsidensi] sehingga termampatkan dan suhu permukaan meningkat karena umpan balik positif antara massa daratan dan atmosfer,” Imbuh Dwikorita Karnawati.

Pusat tekanan atmosfer tinggi menyulitkan aliran udara dari daerah lain mengalilr masuk ke area tersebut. Semakin lama sistem tekanan tinggi ini berkembang, karena umpan balik positif antara daratan dan atmosfer, semakin meningkat panas di area tersebut. Awan pun semakin sulit awan tumbuh.

Di Indonesia, secara karakteristik fenomena maupun secara indikator statistik pengamatan suhu tidak termasuk kedalam kategori gelombang panas. Taka da kondisi yang memenuhi indikator gelombang panas.

“Suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun,” papar Dwikorita Karnawati menambahkan.

Kemungkinan suhu panas akan berulang setiap tahun. Pencapaian suhi tertinggi 37,2 derajat celcius pun hanya terjadi satu hari. Tepatnya pada tanggal 17 April 2023 di Ciputat. Suhu rata-rata masih dalam kisaran 34 hingga 36 derajat celcius di beberapa lokasi. (Literaksi/Handayani)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *