Menulis Aksi, Menggerakkan Literasi
NEWS  

Soal Bencana Erupsi Merapi, Sleman Siapkan Skenario, Ada 7 Kalurahan yang Berpotensi Dievakuasi


Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u1604943/public_html/literaksi.com/wp-content/themes/wpberita/template-parts/content-single.php on line 98

Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa bersama Kepala BPBD Sleman saat meninjau di seputar Lereng gunung Merapi di Sleman.


 

Soal Bencana Erupsi Merapi, Sleman Siapkan Skenario, Ada 7 Kalurahan yang Berpotensi Dievakuasi

 

Literaksi.com, Sleman— Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman, Makwan mengatakan, jawatannya telah membuat rencana kontinjensi atau perkiraan untuk menyikapi gunung Merapi yang mengeluarkan rentetan awan panas guguran (APG) sejak Sabtu (11/3). Menurut dia, rencana kontijensi ini dibuat untuk jarak sejauh 9 kilometer dari kawah Merapi. Dengan begitu, ada tujuh Kalurahan yang masuk dalam radius tersebut, di antaranya Glagaharjo, Kepuharjo, Umbulharjo, Purwobinangun, Hargobinangun, Girikerto, dan Wonokerto.

 

“Kalau BPTTKG sudah menyampaikan bahayanya 9 kilometer. Maka kami sudah punya skenario tujuh desa teratas ini akan dilakukan evakuasi. Tapi selama itu belum, maka belum kami lakukan evakuasi,” kata Makwan, dalam keterangannya setelah mengikuti Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa peninjauan aktivitas masyarakat di seputar lereng gunung Merapi, Minggu (12/3/2023).

 

BPBD Sleman sejauh ini telah menyiapkan sebanyak 32 titik pengungsian. Setiap padukuhan yang ada di tujuh kalurahan teratas juga telah dibekali standar Operasional prosedur terkait skenario evakuasi jika terjadi hal yang membahayakan warga.

 

Kepala BPTTKG, Agus Budi Santoso menyampaikan, gunung Merapi yang berada di perbatasan DIY- Jateng ini mengalami erupsi siginifikan sejak Sabtu hingga Minggu siang, yakni sebanyak 52 kali. Meski begitu, menurut dia erupsi Merapi sudah terjadi secara terus menerus sejak 4 Januari 2021.

 

“Jika dikatakan Merapi erupsi hari Sabtu kemarin, iya benar. Tapi sebenarnya Merapi erupsi sudah dua tahun lebih, yakni sejak 4 Januari 2021, dan status siaganya pada 5 November 2020,” jelas dia.

 

Ia juga berharap para stakeholder dapat menyikapi erupsi ini secara proporsional agar tidak terjadi panik yang berlebihan di masyarakat. Masyarakat masih bisa beraktivitas seperti biasa di luar zona bahaya erupsi Merapi. Sebab, gunung merapi ini juga mempunyai sisi manfaat bagi masyarakat. Baik manfaat pariwisata, perekonomian, pertanian maupun lainnya.

 

Sementara itu, Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa meminta masyarakat supaya tidak perlu terlalu panik. Namun tetap waspada dan tetap berada di jarak aman. Terkait aktivitas pariwisata dan ekonomi, masyarakat diseputar lereng Merapi masih bisa melakukan kegiatan dengan tetap memperhatikan jarak aman. Untuk itu, masyarakat diharapkan bisa turut aktif melaporkan perkembangan aktivitas gunung Merapi kepada pihak yang berwenang.

 

“Saya harap pelaku wisata, masyarakat, pelaku ekonomi, terus meningkatkan kewaspadaan dan komunikasinya dengan fasilitas apapun, baik dengan HT, handphone dan lainnya,” kata dia.

Pemantauan aktivitas masyarakat dilakukan di beberapa tempat, di antaranya di pos pengamatan Gunung Api Merapi Kaliurang, pos pantau merapi Turgo, Desa Wisata Turgo dan juga bertemu dengan stakeholder pariwisata di Umbulharjo, Cangkringan.

 

Turut hadir dalam pemantauan tersebut, Kapolresta Sleman, Kombes Pol Aris Supriyono, Dandim/0732 Sleman, Letkol Arm Danny A.P Girsang S.Sos.,M.Han dan Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ishadi Zayid.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *