Menulis Aksi, Menggerakkan Literasi
NEWS  

Sambut Ramadhan, Festival Megengan di Cengkalsewu Kembali Digelar, Gandeng Komunitas dan Para Seniman 


Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u1604943/public_html/literaksi.com/wp-content/themes/wpberita/template-parts/content-single.php on line 98

Poster festival Megengan di Cengkalsewu Pati.


 

Literaksi.com, Pati— Kabar baik buat teman-teman generasi muda semua. Festival Megengan yang diinisiasi Sanggar Bayuning mataram kembali digelar di tahun 2023. Tahun ini bakal lebih meriah. Sebab, even tahunan khas Desa Cengkalsewu untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan diselenggarakan dengan menggandeng Seniman dan komunitas-komunitas asal Bumi Mina Tani.

 

“Pada dasarnya festival Megengan ini sebagai bentuk upaya pelestarian budaya dan mengenalkan adat Jawa kepada generasi muda sekarang. Selain itu bertujuan juga menyambut datangnya bulan suci ramadhan dengan berbagi kebahagiaan dan suka cita,” kata Muh Syafik, Kepala Yayasan sanggar Bayuning Mataram.

 

Tahun ini, festival Megengan digelar pada H-3 hari Ramadan. Tepatnya tanggal 16-19 Maret 2023 atau 23 Sya’ban 1444 H. Masih seperti tahun lalu, acara dilaksanakan di halaman Yayasan Pendidikan Sanggar Bayuning Mataram, desa Cengkalsewu, Sukolilo, Kabupaten Pati.

Festival Megengan selalu ditunggu masyarakat. Banyak anak-anak muda  yang antusias meramaikan acara Festival tahunan ini. Pengunjung mayoritas penasaran untuk melihat penampilan panggung seni, doorprize maupun pasar gratis.

 

“Tidak hanya dari dari kalangan orang dewasa saja. Tapi anak-anak semangat untuk ikut lomba-lomba yang diselenggarakan,” katanya.

 

Diketahui, Festival Megengan diselenggarakan sebagai upaya untuk melestarikan budaya leluhur Jawa. Satu di antara nilai yang terkandung dalam acara ini adalah sebagai bentuk rasa syukur datangnya bulan Ramadhan dan mengandung nilai ajaran untuk saling berbagi satu sama lain.

 

Ada beberapa kegiatan yang akan digelar di dalam festival Megengan. Yaitu Lomba anak-anak yang bernuansa Islami dan kebudayaan, panggung seni,penampilan sayang kulit,bedah film,bazar UMKM, undian doorprize, dan yang paling ditunggu adalah Ngempyak Gunungan dan pasar gratis.

 

Makna Filosofi yang terkandung dalam Ngempyak Gunungan diibaratkan seperti orang yang sedang berlomba-lomba untuk mendapatkan kebaikan dan pahala di bulan suci ramadhan. Sedangkan pasar gratis mengajarkan saling berbagi satu sama lain karena di pasar gratis berprinsip siapa saja boleh ambil dan siapa saja boleh memberi. Kegiatan ditutup dengan pengajian umum sekaligus do’a bersama untuk menyambut bulan suci Ramadhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *