Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK), meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati untuk bersikap tegas dalam upaya penyelesaian bencana.
Literaksi.com,– Warga Sukolilo, Suku Samin yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK), meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati untuk bersikap dalam upaya penyelesaian bencana. Satu di antaranya bencana banjir akibat kerusakan alam di pegunungan Kendeng. Rusaknya alam Kendeng disinyalir karena maraknya aktivitas penambangan galian C. Pemerintah dituntut bersikap tegas.
“Audiensi dari teman-teman sebenarnya ingin menanyakan konsep pemerintah daerah Pati dalam menyelesaikan masalah bencana. Jadi tadi kami usulkan tambang harus dihentikan. Harapannya, Pak Bupati tegas untuk monitor,” kata Gunretno, Ketua Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) setelah audiensi dengan Pemerintah Kabupaten Pati, di Ruang Joyo Kusumo, Rabu (4/1/2023).
Seperti diketahui, bencana banjir yang merendam wilayah Kabupaten Pati dalam kurun sepekan ini, menimbulkan duka dan keprihatinan. Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) serius dalam mengawal persoalan kelestarian alam ini. Pelbagai upaya akan dilakukan. Selain audiensi dengan Pemkab Pati, para aktivis lingkungan ini juga berencana melayangkan surat ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta terkait pengelolaan lahan.
“Kami akan kirim surat ke KLHK. Terkait pengelolaan lahan ini butuh penegakan hukum. Jadi kami tidak tinggal diam,” tegasnya.
Sementara itu, saat menerima audiensi, PJ Bupati Pati Henggar Budi Anggoro didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pati berjanji akan segera mencarikan solusi terbaik dalam menangani masalah di pegunungan kendeng. Soal tambang, pihaknya akan mencari tahu terlebih dahulu perihal legalitasnya. Ia berkomitmen, akan mencari solusi terbaik dalam mengendalikan fungsi hutan dan penambangan namun menghindari timbulnya konflik.
“Kita semua mencari jalan keluar terbaik, tanpa gesekan,” kata dia.