Menulis Aksi, Menggerakkan Literasi

Pengamat Politik Sebut Kecil Kemungkinan Ganjar-Prabowo Duet di Pilpres 2024


Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u1604943/public_html/literaksi.com/wp-content/themes/wpberita/template-parts/content-single.php on line 98

Literaksi.com – Fahrul Muzaqqi, seorang pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, menilai bahwa kemungkinan duet antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 sulit terwujud karena beberapa faktor yang menjadi penghalang.

Fahrul mempertimbangkan hal pertama adalah keterkaitan mereka dengan partai politik yang mereka perwakili, yaitu PDI Perjuangan dan Partai Gerindra. Kedua partai ini memiliki dukungan massa yang kuat dan keduanya memiliki ambisi besar untuk meraih kemenangan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Menurut Fahrul, kekuatan partai ini menjadi faktor realistis yang memegang peranan penting, bukan hanya sekadar aspirasi pribadi dari Ganjar atau Prabowo.

“Faktor kedua adalah tingkat elektabilitas Ganjar dan Prabowo, di mana keduanya memiliki popularitas yang sebanding. Ini berarti perbedaan dalam tingkat elektabilitas di antara keduanya tidak signifikan, sehingga keduanya memiliki peluang yang setara untuk bersaing,” katanya seperti yang dikutip pada hari Senin (25/9/2023).

Fahrul juga menyoroti aspek sejarah, khususnya pengalaman Prabowo Subianto sebagai kandidat dalam dua pemilihan presiden sebelumnya, yaitu pada tahun 2014 dan 2019. Ia menduga bahwa Prabowo mungkin merasa enggan untuk menerima peran sebagai wakil dari Ganjar, mengingat pengalamannya dalam pemilihan sebelumnya.

Sementara itu, Ganjar juga mungkin tidak merasa nyaman menjadi calon wakil presiden Prabowo, terutama karena PDI Perjuangan yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri tengah mengejar target hattrick atau meraih kemenangan tiga kali berturut-turut dalam Pilpres.

“Oleh karena itu, baik Prabowo maupun Ganjar lebih memprioritaskan peran sebagai calon presiden daripada calon wakil presiden,” jelasnya.

Menurut Fahrul, peluang terbatas bagi kedua tokoh ini untuk bersatu sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden juga karena keduanya lebih mencerminkan pandangan nasionalis daripada kelompok agama. Sedangkan kombinasi nasionalis dan agamis seringkali lebih sukses dalam konteks pemilihan presiden. Ideologi keduanya secara umum cenderung bersifat nasionalis.

Fahrul menambahkan bahwa jika Prabowo dan Ganjar bersatu, ini justru dapat membuka peluang bagi pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, yang lebih fokus pada isu-isu keagamaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *