Literaksi.com – Menkopolhukam Mahfud MD meyakini bahwa Ferdy Sambo telah menjalin hubungan dengan sejumlah orang berpengaruh dalam proses penyelesaian kasus pembunuhan berencana Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Beberapa orang yang dihubungi Sambo di antaranya anggota DPR RI hingga Komnas HAM.
“Sangat yakin,” kata Mahfud saat menanggapi pertanyaan dari host Andy dikutip dari tayangan Kanal YouTube Metro TV pada Selasa, (21/02/2023) pagi.
Selain anggota DPR, mantan kadiv Propam Polri ini juga diduga kuat menghubungi seorang wartawan dan lembaga negara lainnya.
Ketika mengawal kasus sang jenderal, Mahfud justru dituduh sebagai komentator bukan Menkopolhukam. Ia mengaku geram.
“Ada yang bilang, Menkopolhukam kok ngomong jadi komentator bukan menteri koordinator. Nah baru saya balik loh selama ini juga DPR sering ngomong yang kayak gini. Kenapa di dalam kasus Sambo ini kok diam,” ujarnya.
Mantan ketua MK tersebut menegaskan kalau semua yang keluar dari mulutnya bukan tanpa dasar tapi fakta. Bahkan, dia sudah mengkonfirmasi orang-orang yang dihubungi oleh Sambo.
Menurutnya hal tersebut dia lakukan lantaran dalam kasus Ferdy Sambo, dirinya memiliki tugas dan tanggung jawab moral yang meski diemban.
“Bukan menuduh. Saya sudah konfirmasi saya panggil. Komnas HAM, Kompolnas saya panggil. Tanya aja sama mereka. Orang berkali-kali mereka datang ke tempat saya,” tegasnya.
Sebelumnya, terdakwa pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo dijatuhkan hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Senin, (13/02/2023).
Ketua majelis hakim Wahyu Iman Santoso menilai bahwa, Sambo terbukti melakukan tindak pidana pembunuhan berencana terhadap ajudannya sendiri.
“Menjatuhkan hukuman terdakwa dengan pidana mati,” ujar hakim Wahyu dikutip dari tayangan Kanal YouTube KOMPASTV.
Sambo juga dinilai terbukti melakukan obstruction of justice atau perintangan penyidikan pembunuhan Brigadir Yosua. Yakni merusak sejumlah alat bukti yang mampu memudahkan penyidik dalam mengungkap fakta dibalik kasus yang terjadi. (Literaksi/Afiah Evi)