Literaksi.com – Baru-baru ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno menyebut Kabupaten Garut, Jawa Barat sebagai The Switzerland Van Java.
Ungkapan tersebut disampaikan Sandi panggilan akrabnya, kala mengisi program workshop pengembangan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia 2022 di Art Center, Garut.
The Switzerland Van Java menurut Sandi adalah gambarkan potensi alam di wilayah kota yang identik dengan “dodol” tersebut yang kaya dengan potensi alam hingga mendunia.
Ucapan Sandi cukup beralasan. Ia mengutip sejarah Charlie Chaplin yang pernah datang ke Garut sebelum masa kemerdekaan dan menyebutkan wilayah di Jawa Barat itu sebagai tempat terindah di muka bumi.
Tapi apakah Kabupaten Garut mempunyai pesona yang menakjubkan hingga disebut sebagai The Switzerland Van Java, mari simak ulasannya.
Garut adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan ibukotanya adalah Tarogong Kidul. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sumedang di sisi utara, Tasikmalaya dan Majalengka di sisi timur serta Cianjur dan Bandung di sisi barat.
Kabupaten Garut mempunyai luas wilayah 3.074 km persegi. Topografi daerah ini terdiri dari daratan tinggi dan pegunungan untuk sisi utara. Sementara, untuk sisi selatan sebagian besar permukaannya memiliki tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil.
Hijau adalah gambaran wilayah Garut yang masih didominasi oleh luasnya hutan, bentang persawahan dan berhektar perkebunan. Kondisi topografi ini yang akhirnya membuat banyak berbagai jenis wisata bermunculan.
Kontur alam ini yang menjadi awal dari julukan Kabupaten Garut Sebagai Swiss Van Java. Sekitar pada abad ke-19, wisatawan Eropa memberikan julukan tersebut saat berkunjung ke Garut. Salah satunya karena adanya kemiripan dengan Swiss.
Garut memiliki Gunung Papandayan yang mirip dengan pegunungan di Swiss. Swiss sendiri terkenal dengan destinasi wisata alam yang cantik di Eropa. Kota indah ini menjadi titik temu Pegunungan Alpen Barat dan Timur yang melewati Italia, Perancis dan Alpen Timur.
Jika di Swiss terdapat Sungai Aasre yang membelah kota Bern, di Garut juga memiliki aliran sungai yang panjang yakni Sungai Cimanuk. Sungai Cimanuk nampak meliak-liuk membelah kota Garut yang persis seperti lelukan Sungai Aare.
Kecantikan alam pegunungan Garut, bahkan pernah diabadikan oleh Ahmad Abdullah Assegaf dalam novelnya berjudul Fafat Garoet. Novel tersebut ditulis pada tahun 1928.
Bahkan pada tahun tersebut, pesona panorama alam Garut membuatnya menjadi daerah kunjungan wisata populer pada tahun 1920-an. Hal itu juga diceritakan oleh Ahmad Abdullah Assegaf tentang keindahan alam dan keramaian penduduk Garut.
Garut sendiri dikeliingi oleh banyak pegunungan, mulai dari Papandayan, Guntur, Talaga Bodas, Sadahurip hingga Cikuray. Gunung-gunung tersebut juga terkenal sebagai Gunung Piarmida yang terlihat jelas mengelilingi Kabupaten Garut.
Salah satu tempat terbaik untuk melihat keindahan Garut adalah Ngamplang yang berada di kawasan kaki Gunung Cikurai. Ngampang terletak empat kilometer dari Kota Garut ke arah Tasikmalaya, tepatnya di Kecamatan Cilawu.
Dari sini, Kota Garut terlihat begitu jelas dikelilingi pegunungan layaknya kota Swiss. Tempat ini berada pada ketinggian beberapa ratus meter di atas permukaan tanah Kota Garut, yang membuat udaranya jauh lebih sejuk dan segar.