Literaksi.com – Timnas Indonesia berhasil menang tipis atas Timnas Curacao dalam perhelatan FIFA Matchday yang digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Sabtu (24/9/2022) malam. Pertandingan ditutup dengan skor 3-2.
Kemenangan Fachruddin Aryanto dkk tak lepas dari gaya permainan yang sejak awal menggunakan bola rendah. Artinya tidak ada permainan bola lambung yang dimainkan kesebelasan tersebut.
Hal ini tak luput dari tangan Shin Tae-yong, juru racik Timnas Indonesia yang membawa anak asuhnya bermain disiplin hingga akhirnya berhail comeback dalam 90 menit permainan.
Pelatih asal Korea Selatan itu sengaja menggunakan bola rendah yang mewajibkan para pemain untuk terus mengalirkan bola dari satu kaki ke rekan lainnya. Passing menjadi kunci dalam gaya bermain ini.
Hal itu juga mampu dikonversikan menjadi beberapa gol oleh anak asuhnya. Terbukti, gol pertama yang diciptakan oleh Marc Klok di menit ke-18.
Dalam kemelut perebutan bola di depan gawang Curacao, Egy Maulana Vikri menjadi titik balik ketika bola gagal dimanfaatkan Dimas Drajad. Passing yang diteruskan ke Witan Sulaeman kembali diberikan kepada Marc Klok yang lepas dari jebakan offside. Pada akhirnya gol tercipta dari kaki penyerang Persija Jakarta tersebut.
Selama di babak pertama kedisiplinan Garuda Nusantara terus menggunakan aliran bola rendah. Meski ditekan musuh, Indonesia tetap memainkan passing yang cukup akurat.
Gol kedua oleh Fachruddin Aryanto di menit ke-22 memang tak menggunakan bola rendah. Gol tercipta berkat lemparan dari luar lapangan yang dilakukan Pratama Arhan. Throw long pass yang satu-satunya dimiliki oleh pemain Asia ini, mampu menjadi gol lewat sundulan Fachruddin. Indonesia meraih gol keduanya.
Hingga turun minum, kedua tim tak menambah gol sama sekali hingga berlanjut ke babak kedua.
Gol ketiga sendiri yang diciptakan Dimas Drajad tak lepas dari passing terukur yang dilakukan para penggawa Garuda Nusantara. Meski sempat terjadi miskomunikasi oleh Marselino Ferdinan, bola yang dimanfaatkan Pratama Arhan ke gawang musuh berhasil dilanjutkan oleh Dimas Drajad hingga berbuah gol.
Permainan bola rendah yang diterapkan Shin Tae-yong sendiri sudah cukup matang. Berkaca pada masa sebelumnya, Indonesia memang kerap menggunakan bola atas atau passing lambung. Namun ada catatan yang digarisbawahi bahwa permainan bola lambung harus menyesuaikan dengan ukuran tinggi pemain musuh yang mana Indonesia kerap kalah unggul.
Menghadapi Timnas Curacao yang postur tubuh lebih tinggi dibanding Indonesia, Shin Tae-yong cukup jitu untuk menggunakan strategi bola-bola rendah.
Untuk diketahui, Indonesia awalnya tertinggal lebih dulu dari Curacao yang membuka gol pertama 0-1. Pada akhirnya hasil akhir 3-2 merupakan comeback yang cukup runut dilakukan para penggawa Garuda di pertandingan ini.