Menulis Aksi, Menggerakkan Literasi
WISATA  

Mengulik Lezatnya Jadah Manten Jogja, Racikan Beras Ketan yang Bikin Nagih setelah Mencoba


Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u1604943/public_html/literaksi.com/wp-content/themes/wpberita/template-parts/content-single.php on line 98

Literaksi.com – Yogyakarta, cukup dikenal dengan kuliner khasnya. Mulai dari gudeg, bakpia serta makanan olahan lain dari hasil kreasi tangan lentik warga Kota Pelajar.

Ada satu makanan khas yang memang tak begitu menjadi dominasi dari makanan yang disebutkan di atas. Yap, Jadah Manten namanya, olahan beras ketan yang dikukus lalu dicampur kelapa parut, kemudian ditumbuk ini satu dari sekian makanan tradisional di Yogyakarta.

Kepala Disbud Kota Jogja, Yetti Martanti memaparkan, nama Jadah Manten sendiri sudah tertulis dalam Serat Centhini sejak zaman Jawa Kuna. Bahkan kata jadah/juwadah/jawadah sudah tertuang dalam Kitab Ramayana dan Naskah Nawaruci.

“Berdasar naskah-naskah tersebut, terlihat bahwa jadah/juwadah/jawadah sudah dikenal sejak lama,” sebutnya, Minggu (19/6/2022).

Menelisik sedikit sejarah penamaan jadah ini, awalnya, Jadah Manten dibuat khusus sebagai makanan kesukaan Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Panganan ini hanya dibuat dan disajikan pada saat lamaran saja. Lantaran memiliki makna yang mendalam sebagai hantaran saat rangkaian acara pernikahan.

“Namun kemudian pada perkembangannya jadah manten dibuat dan disajikan tidak terbatas pada acara tersebut,” katanya.

Jadah Manten dibawa oleh pihak laki-laki untuk diserahkan kepada pihak wanita. Fungsi jadah manten sebagai oleh-oleh dari pihak manten laki-laki. Makna oleh-oleh ini pada waktu silaturrahmi mengandung simbol mengakrabkan atau rumaket.

“Kedua pihak yang nantinya sebagai keluarga yang saling menghormati dan menghargai,” paparnya.

Saat ini, Jadah Manten jadi salah satu makanan kecil atau nyamikan masyarakat Yogyakarta. Jadah manten pun saat ini digolongkan dalam salah satu jenis kue tradisional di Yogyakarta.

“Jadah Manten ini mirip dengan Semar Mendem walaupun ada perbedaanya, terutama pada bentuk dan penyajiannya,” ujarnya

Secara rinci, dijabarkan, penamaan Jadah Manten berasal dari dua kata, yaitu jadah (dibaca `Jadah`) dan manten (dibaca man.ten/`mante’n`). Sementara manten, yang berarti `pengantin. Secara harfiah, kudapan ini kemudian dimaknai sebagai simbol “datang dengan ikhlas”.

Penamaan kuliner Jadah Manten ini memang sarat akan sejarah yang melatarbelakanginya. Selain itu kelezatan makanan memang tergantung dari lidah yang merasakan. Namun sebagai makanan yang tradisional dan sudah menjadi kekhasan Jogja, tidak ada salahnya untuk selalu mencicipi ketika berkunjung ke Kota Pelajar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *