Menulis Aksi, Menggerakkan Literasi

Mengintip Tradisi Masyarakat Tionghoa Rayakan Imlek, Mulai Bersih-bersih Rumah hingga Bagikan Angpao


Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u1604943/public_html/literaksi.com/wp-content/themes/wpberita/template-parts/content-single.php on line 98

Literaksi.com – Salah satu perayaan yang penting bagi masyarakat etnis Tionghio yaitu Imlek. Pergantian tahun dalam kalender China telah menjadi momen sakral yang ditunggu-tunggu, khususnya bagi keturunan Tionghoa. Tahun ini, Imlek jatuh pada hari Minggu (22/1/2023).

Di Indonesia, masyarakat etnis Tionghoa serta keturunannya menggelar praktik perayaan dengan berbagai macam rupa. Kelompok Hokkien dengan anggota paling banyak, mewakili gambaran perayaan Imlek yang biasa diperingati masyarakat Tionghoa-Indonesia.

Perayaan yang biasa dilaksanakan selama 15 hari ini, diawali dengan kewajiban melaksanakan pemujaan pada leluhur, seperti upacara kematian, memelihara meja abu atau lingwei (lembar papan kayu bertuliskan nama almarhum leluhur) dan bersembahyang leluhur. Upaya merawat ingatan akan jati diri dan asal- usul tersebut biasa dilakukan pada satu hari sebelum atau pada saat hari Imlek.

Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, Selasa (17/1/2023), berikut beberapa tradisi yang biasa dilakukan etnis Tionghoa dalam mempersiapkan Imlek:

1. Membersihkan rumah

Membersihkan rumah telah menjadi tradisi masyarakat Tionghoa untuk menyambut pergantian tahun. Sehari sebelum Imlek, rumah perlu dibersihkan dengan keyakinan menyapu bersih nasib buruk yang telah terakumulasi selama setahun terakhir. Segala keburukan yang menghalangi datangnya keberuntungan juga turut dibersihkan. Rumah yang bersih menandakan kesiapan menyambut keberuntungan yang baru.

Setelah rumah dibersihkan, beragam aksesoris atau hiasan khas Imlek akan ditambahkan di beberapa sudut ruangan dan meja. Selain menambah keindahan ruangan, pemasangan aksesoris dan hiasan menandakan simbol kekayaan sang penghuni rumah.

2. Dekorasi rumah dengan nuansa merah

Asesoris atau hiasan khas Imlek kebanyakan akan berwarna merah. Warna tersebut melambangkan kesejahteraan, kekuatan serta membawa keberuntungan.

Lampion pada peryaan Imlek. (Pixabay)

Warna merah juga dipercaya dapat mengusir Nian atau sejenis makhluk buas yang hidup di dasar laut atau gunung. Makhkuk yang dipercaya akan keluar saat musim semi atau tahun baru Imlek.

3. Mengunjungi rumah keluarga besar

Masyarakat Tionghoa menjalin hubungan yang begitu erat dengan keluarga besarnya. Momen tahun baru Imlek dimanfaatkan masyarakat Tionghoa untuk mengujungi sanak saudara. Malam menjelang tahun baru, masyarakat Tionghoa biasa menggelar tuan nian fan. Tuan nian fan atau tradisi makan bersama tersebut menjadi simbol pengikat, pemersatu, dan pereketan hubungan keluarga.

Makanan khas yang diaajikan yakni yu sheng atau salad sayuran, ikan khas Imlek, serta mi panjang umur. Keluarga Tionghoa menyajikan hidangan yang cukup banyak. Menyimbolkan pengharapan agar keberuntungan tak pernah habis.

4. Membagikan angpao

Masyarakat Tionghoa yang sudah berkeluarga biasa memberikan rezeki kepada anak-anak dan orang tuanya. Dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa, ungpao tak boleh diisi dengan uang yang mungandung angka 4. Angka 4 dianggap membawa sial.

Selain itu, jumlah uang yang diberikan juga tak boleh ganjil, sebab angka ganjil berhubungan dengan pemakaman

5. Pakaian baru

Membeli pakaian baru warna merah serta menggunting rambut telah menjadi trasdisi perayaan Imlek masyarakat Tionghoa. Menjaga penampilan dan menggenakan yang baru melambangkan optimisme menyambut tahun baru. Disertai harapan masa depan akan terang dengan kemakmuran dan banyak rezeki.

6. Hidangan khas

Sejumlah 12 macam masakan dan 12 macam kue yang melambangkan 12 shio biasa disajikan masyarakat Tionghoa dalam merayakan Imlek. Masing-masing makanan memiliki makna tersendiri.

Mie panjang melambangkan panjang umur. Ayam utuh melambangkan kemakmuran keluarga. Kue bola yang berbentuk uang Cina pada jaman dulu melambangkan kekayaan

7. Pantang membalikan ikan bandeng saat menyantapnya

Masyarakat Tionghoa menikmti ikan saat Imlek dengan cara unik. Yaitu tak membalik ikan saat menyantapnya. Ikan tersebut juga tidak boleh dihabiskan.

Ikan akan dinikmati kembali di esok hari. Masyarakat Tionghoa percaya, tradisi tersebut merupakan lampang dari surplus untuk tahun yang akan datang.

8. Tradisi Yu Seng

Tradisi Yu Sheng adalah tradisi makan bersama dalam satu wadah. Beberapa makanan dingin disajikan, seperti irisan ikan salmon, salad, wortel, mie.

Keluarga atau kerabat bersiap untuk mengaduk makanan tersebut secara bersamaan, lalu mengangkatnya dengan sumpit setinggi-tingginya, sambil mengucapkan “Lao Qi” atau “Lao Hei”. Tak lupa doa syukur dipanjatkan atas rezeki yang telah diberikan di tahun sebelumnya.

9. Kembang api

Kembang api merupakan salah satu pertunjukan yang lekat dalam memeriahkan malam tahun baru Imlek. Masyarakat Tionghoa percaya kembang api bisa mengusir roh jahat. Selain itu, kembang api juga dipercaya bisa membawa keberuntungan.

10. Melunasi hutang

Menjelang Imlek, masyarakat Tionghoa biasa melakukan pelunasan atau mengurangi jumlah hutangnya. Tradisi tersebut bertujuan agar di tahun selanjutnya, beban hutang piutang berkurang atau selesai seluruhnya. (Literaksi/Handayani)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *