Menulis Aksi, Menggerakkan Literasi

Mengenal Lebih dalam Gangguan Anxiety dari Kriteria hingga Jenis-jenisnya


Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u1604943/public_html/literaksi.com/wp-content/themes/wpberita/template-parts/content-single.php on line 98

Literaksi.com – Hasil survei Indonesia – National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) yang diterbitkan oleh Center for Reproductive Health, University of Queensland, dan Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health pada Oktober 2022 menunjukkan sebanyak satu dari tiga remaja berusia 10-17 tahun di Indonesia memiliki masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir.

Angka tersebut setara dengan 15,5 juta remaja. Sejumlah 2,45 juta remaja di tanah air juga mengalami gangguan mental.

Gangguan mental paling banyak diderita yakni anxiety atau gangguan cemas, dengan persentase 26,7 persen. Dilansir dari laman resmi American Psychiatric Association, Senin (16/1/2023), anxiety merupakan reaksi normal terhadap stress yang melibatkan ketakutan dan kecemasan berlebihan.

Diagnosa anxiety dapat diberikan ketika penderita mulai menunjukkan tanda ketidaksesuaian dengan situasi sosial atau usianya. Juga gangguan anxiety telah menghalangi kemampuan penderitanya untuk berfungsi secara normal.

Tak diizinkan mendiagnosa secara asal, gangguan anxiety perlu dilakukan oleh tenaga professional mengacu pada panduan diagnosis. Panduan diagnosis Social Anxiety Disorder pertama diciptakan pada tahun 1980 dengan diterbitkannya edisi ketiga Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorders (DSM–III) oleh American Psychiatric Association (APA).

DSM menjadi panduan berisi bahasa umum dan kriteria standar untuk mengklasifikasi gangguan mental. Buku DSM digunakan oleh dokter, psikolog klinis, peneliti, lembaga regulasi obat kejiwaan, perusahaan asuransi kesehatan, perusahaan farmasi, sistem hukum hingga pembuat kebijakan.

Pada tahun 1994, edisi kempt DSM – IV direvisi oleh World Health Organization’s International Classification of Mental Disorders. Terbaru, DSM telah terbit edisi kelima pada 18 Mei 2013.

Kriteria Diagnosa Social Anxiety Disorder menurut DSM-V

Mengacu pada DSM – V, beberapa kriteria yang termasuk dalam diagnosa Social Anxiety Disorder meliputi:

1. Individu takut atau cemas pada satu atau lebih situasi sosial, terutama ketika mereka dihadapkan pada kemungkinan pengawasan oleh orang lain. Contohnya, terlibat dalam obrolan, tampil di depan umum

2. Ketakutan individu berperilaku karena menyebabkan rasa malu atau dievaluasi secara negatif.

3. Paparan situasi sosial menyebabkan kecemasan dan ketakutan secara intens.

4. Situasi yang ditakuti, dihindari atau ditahan dengan kecemasan dan tekanan.

5. Ketakutan atau kecemasan di luar proporsi ancaman sebenarnya yang timbul karena situasi sosial dan konteks sosiokultural.

6. Ketakutan atau kecemasan terus berlanjut, biasanya berlangsung selama enam bulan atau lebih

7. Ketakutan, kecemasan, penghindaran, yang mengganggu secara klinis dan fungsi sosial atau pekerjaan

Jenis-Jenis Gangguan Anxiety

Gangguan anxiety mempengaruhi hampir 30 persen manusia dewasa di beberapa titik dalam kehidupannya. Terdapat beberapa jenis gangguan anxiety yang kerap diderita, yakni:

1. Generalized Anxiety Disorder

Gangguan kecemasan atau anxiety umum melibatkan kekhawatiran yang terus-menerus dan berlebihan, serta mengganggu aktivitas sehari-hari.

Kekhawatiran dan ketegangan yang berkelanjutan dapat disertai dengan gejala fisik, seperti gelisah, merasa gelisah atau mudah lelah, sulit berkonsentrasi, otot tegang atau sulit tidur.

Seringkali kekhawatiran terfokus pada hal-hal sehari-hari, seperti, tanggung jawab pekerjaan, kesehatan keluarga, pekerjaan rumah, perbaikan mobil, atau janji temu.

Ilustrasi anxiety. (Pixabay-Pete Linforth)

2. Panic Disorder

Gejala inti dari gangguan panic disorder adalah serangan panik berulang, kombinasi luar biasa dari tekanan fisik dan psikologis. Beberapa gejala serangan terjadi dalam kombinasi:

-Palpitasi, jantung berdebar atau detak jantung yang cepat

-Berkeringat

-Gemetar

-Perasaan sesak napas atau sensasi mencekik

-Sakit dada

-Merasa pusing atau pingsan

-Perasaan tersedak

-Mati rasa atau kesemutan

-Menggigil

-Mual atau sakit perut

-Merasa hilang atau lepas kendali

-Takut kehilangan kendali

-Takut mati

Karena gejala yang sangat parah, banyak penderita yang mengalami panic disorder percaya bahwa mereka mengalami serangan jantung atau penyakit lain yang mengancam jiwa. Mereka mungkin pergi ke departemen darurat rumah sakit.

Usia rata-rata penderita panic disorder di rentang 20-24 tahun. Serangan panik dapat terjadi dengan gangguan mental lainnya seperti depresi atau PTSD.

3. Specific Phobias

Fobia spesifik merupakan ketakutan yang berlebihan dan terus-menerus terhadap objek, situasi, atau aktivitas tertentu yang umumnya tak berbahaya.

Pasien mengetahui ketakutan mereka berlebihan, tapi mereka tak bisa mengatasinya. Contohnya berbicara di depan umum, takut ketinggian atau takut laba-laba.

4. Agoraphobia

Agoraphobia adalah ketakutan berada dalam situasi sulit melarikan diri, memalukan, atau minim bantuan ketika gejala panik menyerang. Ketakutan tak sesuai dengan situasi sebenarnya.

Biasanya berlangsung selama enam bulan atau lebih. Pasien agorafobia setidaknya mengalami dua jenis ketakutan berikut :

-Menggunakan transportasi umum

-Berada di ruang terbuka

-Berada di tempat tertutup

-Berdiri dalam antrean atau berada di keramaian

-Berada di luar rumah sendirian

Individu secara aktif menghindari situasi, penderita tingkat akut mungkin tidak dapat meninggalkan rumah. Biasanya membutuhkan pendamping untuk menghadapi ketakutan atau kecemasan yang intens.

5. Social Anxiety Disorder

Penderita gangguan Social Anxiety Disorder memiliki kecemasan dan ketidaknyamanan yang besar atas tindakan dipermalukan, dihina, ditolak, atau dipandang rendah dalam interaksi sosial. Sehingga pasien berusaha menghindari situasi atau menanggungnya dengan sangat cemas.

Contoh umum adalah ketakutan yang ekstrim untuk bertemu orang baru, atau makan atau minum di depan umum. Ketakutan atau kecemasan berlangsung setidaknya enam bulan.

6.Separation Anxiety Disorder

Seseorang dengan gangguan kecemasan perpisahan sangat takut atau cemas tentang perpisahan dengan orang-orang yang dekat dengannya. Perasaan tersebut melampaui batas normal ketakutan atau kecemasan, setidaknya empat minggu pada anak-anak dan enam bulan pada orang dewasa.dan menyebabkan masalah fungsi.

Seseorang dengan gangguan kecemasan perpisahan mungkin terus-menerus khawatir kehilangan orang terdekatnya, mungkin enggan atau menolak keluar dari rumah atau tanpa orang terdekatnya tersebut. Penderita juga mungkin mengalami mimpi buruk tentang perpisahan. (Literaksi/Handayani)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *