Menulis Aksi, Menggerakkan Literasi
NEWS  

Kasus PMK di Sleman Tembus 5.308, Stok Obat Menipis


Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u1604943/public_html/literaksi.com/wp-content/themes/wpberita/template-parts/content-single.php on line 98

LiterAksi.com– Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Sleman terus meluas dan telah menyebar di semua Kapanewon. Jumlah kejadian hingga Minggu (17/8/2022), telah mencapai 5.308 kasus. Di tengah laju penularan ini, stok obat untuk penanggulangan PMK yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Sleman menipis.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Suparmono menyampaikan, kebutuhan obat-obatan untuk penanganan PMK di Bumi Sembada sebanyak 101.191 dosis. Namun, ketersediaan obat yang ada berjumlah 23.145 dosis. Obat tersebut terdiri dari obat-obatan golongan Antihistamin, Analgetik, Antipiretik dan Antibiotik. Pengadaan obat bersumber dari APBD Sleman, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Hingga kini, jumlah obat-obatan yang telah terpakai 19.510 dosis.

“Sisa ketersediaan obat, sampai tanggal 18 Juli 2022, sejumlah 3.635 dosis. Iya betul (ini sudah menipis),” katanya.

Diketahui, update Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten sampai 17 Juli 2022, telah menyebar di 17 Kapanewon di Bumi Sembada. Totalnya, sudah ada 5.308 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.368 ekor ternak sakit, 798 ekor sembuh dan 128 ekor mati. Selanjutnya, ternak yang dipotong paksa ada 14 ekor.

Total populasi ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, domba maupun kambing di Kabupaten Sleman berjumlah 103.000. Menurut Suparmono, jumlah prosentase ternak yang terserang Penyakit Mulut dan Kuku sebanyak 5,1 persen. Pelbagai upaya terus dilakukan untuk menanggulangi wabah penyakit tersebut. Di antaranya dengan program vaksinasi.

Vaksinasi ternak di Kabupaten Sleman ini sudah dimulai sejak tanggal 25 Juni 2022 dengan sasaran 3.100 dosis. Vaksin tahap pertama ini diprioritaskan pada sapi perah maupun pedaging. Selanjutnya, pada 29 Juni vaksinasi juga dilakukan oleh UGM dengan jumlah 123 ekor ternak. Kemudian dari Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengembangan Pembibitan Ternak Diagnostik Kehewanan (BPBPTDK) sebanyak 455 ekor. Untuk vaksin tahap ke-II rencananya akan dilaksanakan pada akhir Juli ini dengan jumlah vaksin 3.100 dosis.

“Dilanjutkan nanti pemberian vaksin tahap pertama, 800 dosis,” kata Suparmono.

Lebih lanjut, Mantan Panewu Cangkringan ini mengatakan, disamping program vaksinasi, jajarannya rutin melakukan koordinasi internal dan sosialisasi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) PMK kepada semua pelaku usaha peternakan. Lalu, memantau ketersediaan obat-obatan dan alat pelindung diri sebagai upaya pencegahan. Pihaknya juga telah membuat tim yang bertugas memantau lalulintas ternak di sejumlah pasar di Sleman.

Plt. Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, DP3 Sleman, Drh. Nawangwulan sebelumnya menyampaikan, kasus PMK di Kabupaten Sleman jumlahnya relatif tinggi dibanding dengan Kabupaten/kota lain di DIY. Sebab, ada kecepatan respon dan tracing (penelusuran) oleh para petugas teknis kesehatan hewan terhadap kasus yang dilaporkan oleh pemilik ternak.

“Apalagi, kecepatan respon juga didukung dengan ketersediaan sumber daya manusia dan Pusat Kesehatan Hewan yang ada,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *