Literaksi.com – Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Sleman, DIY – Jawa Tengah kembali mengeluarkan Awan Panas Guguran (APG), Selasa (14/3/2023) pagi.
APG tersebut mengarah ke barat daya atau Kali Krasak, tetapi angin pada pagi Selasa bergerak ke arah tenggara. Hujan abu vulkanik juga terjadi di Kalitengah Kidul di Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Sleman. Meski demikian, volumenya hanya yang sedikit.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Makwan, mengatakan bahwa abu vulkanik tersebut teramati turun di Kalitengah Kidul, Glagaharjo.
Sementara Bambang Kuntoro, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman juga mengungkapkan hal yang sama bahwa abu vulkanik turun tipis-tipis di Kalitengah Kidul pada pagi Selasa pukul 07.00 WIB.
“Padukuhan yang lain juga ada abu vulkanik yang turun tapi tipis,” katanya Selasa.
Menurut dia, padukuhan lain juga mengalami hujan abu vulkanik dalam jumlah yang sedikit. BPBD Sleman terus melakukan berbagai upaya sesuai dengan rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) terkait daerah bahaya 5 kilometer di wilayah Lereng Gunung Merapi.
Bambang menambahkan bahwa posko utama BPBD Sleman terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi secara intensif.
Saat ini, potensi bahaya yang perlu diwaspadai adalah guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya yang mencakup Sungai Boyong sejauh maksimal kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer, Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer, dan Sungai Gendol sejauh maksimal 5 kilometer pada sektor tenggara.
Jika terjadi letusan eksplosif, material vulkanik dapat menyebar hingga radius tiga kilometer dari puncak gunung. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di daerah potensi bahaya.
Terpisah, Panewu Cangkringan, Jaka Sumarsana menyatakan bahwa meskipun terjadi hujan abu tipis di Kalitengah Kidul dan Kalitengah Lor, namun aktivitas masyarakat masih berjalan normal.