Literaksi.com – Sebuah bom bunuh diri terjadi di sebuah masjid di Ibu Kota Peshawar, Pakistan, Senin (30/1/2023) pada waktu ibadah salat asar atau menjelang sore hari.
Serangan bom tersebut berlokasi di sebuah markas polisi.
Dilansir ndtv, Selasa (31/1/2023), lebih dari 80 orang dinyatakan tewas dan sekitar 150 orang mengalami luka-luka.
Mayoritas korban adalah petugas kepolisian.
Hari ini evakuasi korban jiwa yang tertimpa puing-puing bangunan masjid dilakukan.
Diketahui lokasi kejadian ini dekat dengan perbatasan Afghanistan di mana militan terus meningkat.
Seorang polisi yang berhasil diselamatkan bahkan mengaku sudah tak memiliki harapan hidup.
“Saya tetap terperangkap di bawah reruntuhan dengan mayat di atas saya selama tujuh jam. Saya telah kehilangan semua harapan untuk bertahan hidup,” ungkap Wajahat Ali, polisi berusia 23 tahun, mengatakan kepada AFP dari rumah sakit pada Selasa ini.
Sementara itu Muhammad Asim Khan, juru bicara rumah sakit utama di Peshawar, mengatakan kepada AFP jumlah korban telah meningkat menjadi 89 orang karena lebih banyak jenazah tiba dari tempat kejadian. Sekitar 150 lainnya terluka, kata para pejabat.
Kepala polisi kota, Muhammad Ijaz Khan mengatakan lebih dari 90 persen korban adalah polisi.
Diketahui ada sekitar 300 hingga 400 polisi yang berkumpul di kompleks masjid untuk salat.
Ledakan Sesaat setelah Salat Dimulai
Petugas polisi bernama Shahid Ali mengatakan, ledakan itu terjadi beberapa detik setelah imam memulai salat.
“Saya melihat asap hitam membubung ke langit. Saya berlari keluar untuk menyelamatkan hidup saya,” kata pria berusia 47 tahun itu.
Setidaknya 20 petugas polisi kemudian dimakamkan setelah upacara doa, dengan peti mati berbaris dan dibungkus dengan bendera Pakistan.
Mereka dimakamkan dengan penjaga kehormatan, kata seorang pejabat polisi.
“Teroris ingin menciptakan ketakutan dengan menargetkan mereka yang melakukan tugas membela Pakistan,” kata Perdana Menteri Shehbaz Sharif dalam sebuah pernyataan.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Senin mengutuk ledakan itu sebagai hal yang “menjijikkan”. Sedangkan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menyampaikan belasungkawa atas serangan mengerikan tersebut. (Literaksi/Putra)