Menulis Aksi, Menggerakkan Literasi

Bawa Anak Penderita Lumpuh Otak di CFD Jakarta, Ibu Asal Yogyakarta Ini Minta Ganja Medis Dilegalkan


Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u1604943/public_html/literaksi.com/wp-content/themes/wpberita/template-parts/content-single.php on line 98

Literaksi.com – Kisah haru tentang perjuangan dan kasih sayang seorang ibu pada anaknya baru-baru ini viral di media sosial.

Seorang ibu yang mempunyai anak penderita lumpuh otak menuai perhatian empati siapapun yang melihat karena papan yang ia bawa terkait ganja medis.

Pasalnya, ibu anak penderita lumpuh otak tersebut tampak begitu berani membawa sebuah papan saat sedang car free day (CFD) di Jakarta dengan bertuliskan “tolong anakku butuh ganja medis”.

Ibu anak penderita lumpuh otak dengan membawa papan itu menjadi viral saat seorang penyanyi asal Andien Aisyah membagikan potretnya di Twitter.

“Tadi di CFD, ketemu seorang ibu yang lagi brg anaknya (sepertinya ABK) bawa poster yang menurutmu berani banget. Pas aku deketin beliau nangis..” tulis keterangan akun milik Andien melalui Twitter-nya.

Diketahui bahwa ibu itu bernama Santi dan anaknya bernama Pika. Ia tak hanya membawa papan, tetapi juga membawa sebuah surat yang ia buat dan menaruhkannya di bawah stoller Pika.

Surat tersebut terkait kekhawatirannya atas kondisi anak dan membutuhkan ganja medis.

Begini isi surat yang dituliskan ibu anak penderita lumpuh otak tersebut :

“Hakim MK yang mulia,
Tolong angkat kekuatiran saya
Setiap hari terbayang akan satu persatu tentang anak saya tiada.
Setiap anak saya tidur, selalu saya lihat dadanya.
Belum lagi ketika kejangnya muncul..
Pikiran saya berhenti bekerja, akal saya entah kemana.
Dan saya harus berusaha sekuat tenaga menjaga kewarasan saya.
Air mata sudah tercurah… doa sudah dipanjatkan
Kami ikhtiar kan, juga saya usahakan jangan gantung saya… 2 tahun berlalu dan permohonan untuk ganja medis anak saya belum ada kepastian. Beri saya kepastian. Beri kami kepastian…” begitu isi surat yang dibuat oleh ibu dari Pika.

Untuk diketahui, Santi akan mengirimkan surat tersebut kepada Mahkamah Konstitusi (MK) saat Hari Anti Narkotika Internasional.

“Katanya ibu Santi dan Pika mau jalan ke MK, mau kirim surat bertepatan dengan Hari Anti Narkotika Internasional,” tulis Andien.

Postingan serupa terkait Santi juga dibagikan oleh akun Instagram bernama @budesomplak.

Rupanya ia adalah Ibu Dwi, orang yang juga memiliki anak pengidap lumpuh otak sekaligus teman sepejuangan anaknya, almarhum Musa, dalam melegalkan ganja medis.

“Langsung mewek melihat foto-foto mereka. Pika, anak semata wayang mereka, adalah salah satu teman sepejuangan alm. Musa dalam melegalkan ganja medis. Pika mengalami kejang paling tidak 2 kali dalam seminggu,” tulis keterangan Dwi yang dikutip dari unggahan di akun instagramnya.

“Dan setiap kali Pika kejang, hasil latihan fisioterapi, terapi wicara dan terapi-terapi tumbuh-tumbuh kembang lain nya kembali ke nol. Pika kembali lagi ke kemampuan awal dia seperti bayi. Dia harus berjuang lagi dari awal. Sementara badannya semakin lama semakin melemah, kemampuan motorik nya semakin menurut, begitu juga kemampuan kognitif nya,” lanjutnya.

Dwi juga menyebutkan jika Santi sudah terdesak dan memang ganja medis yang menjadi harapan Pika untuk sembuh dan hidup.

Santi tidak ingi sampah ada lagi anak seperti Musa yang harus meregang nyawa lagi hanya karena menunggu keputusan dari MK. Sebagai sesama ibu anak penderita lumpuh otak, Santi berharap hasil sidangnya dapat merubah UU Narkotika agar ganja bisa dimanfaatkan secara medis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *