Menulis Aksi, Menggerakkan Literasi

Misi Chelsea Mencari Goal Getter Lewat Sosok Raheem Sterling


Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u1604943/public_html/literaksi.com/wp-content/themes/wpberita/template-parts/content-single.php on line 98

Literaksi.com – Raheem Sterling resmi berseragam Chelsea FC sebagai pembelian pertama di era kepemilikan Tood Boehly. Pemain 27 tahun ini ditebus dengan harga 47,5 juta pound dari Manchester City.

Sterling merupakan pemain sayap kiri yang produktif dengan torehan gol yang tidak sedikit sejak gabung ke Manchester City. Total 131 gol dan 94 assist semenjak ia menjadi anak asuh Pep Guardiola.

Apakah hal itu yang menjadikan Chelsea membeli Raheem Sterling, mengingat ia juga kerap membuang-buang peluang. Dan bagaimana kecocokan Sterling dengan strategi Tuchel?

1. Masalah Chelsea

Sejak ditinggalkan Eden Hazard pada bursa transfer tahun 2019, Chelsea tidak punya penyerang yang memiliki catatan end product yang mentereng. Mulai dari Alvaro Morata, Romelu Lukaku, Timo Werner, Hakim Ziyech dan Christian Pulisic tidak bisa menyamai catatan Hazard.

Jika melihat catatan gol dibandingkan dengan XG, Chelsea berada di bawah XG dalam dua musim mereka sejak ditinggalkan Eden Hazard. Artinya The Blues julukan Chelsea mempunyai banyak peluang namun sering gagal berbuah menjadi gol.

Paling parah pada musim 2020/2021, dimana kita lihat banyak peluang emas yang terbuang. Catatan musim lalu mulai membaik. Tapi jika melihat performa individual, hanya Mason Mount yang bisa mencetak dua digit gol yakni 11 gol di Primer League.

Melihat apa yang bisa diberikan sterling, end product merupakan harapan terbesar Chelsea terhadapnya. Pemain kelahiran Kingstone, Jamaica ini mencetak banyak gol ketika berseragam Manchester City.

Catatan 131 gol dan 94 assist dari 337 penampilan menunjukkan kematangan Sterling. Ia juga selalu mencapai double digit gol di semua kompetisi selama 7 musim berseragam Manchester City.

2. Kelebihan Sterling

Banyak yang skeptis dengan produktifitas gol Sterling karena ia dianggap hanya bisa mencetak gol mudah dan sering gagal konversi peluang-peluang yang bagus.

Jika melihat catatan gol Sterling, ia sering mencetak gol di area six yard box. Area yang sangat dekat dengan gawang dan memiliki XG tinggi. Sterling memang banyak mencetak gol tap in.

Eksekusi gol ini memang mudah, tapi berada di posisi dan waktu yang tepat untuk melakukan tap in, itu bukan perkara mudah. Pergerakan tanpa bola dan insting untuk memprediksi arah bola menjadi pembeda Sterling menjadi penyerang.

Salah satu pergerakan yang sering ia buat adalah berada di posisi offside sebelum rekannya memberi bola ke kota pinalti. Berada di posisi offside bukan masalah karena ia belum menjadi opsi umpan langsung.

Setelah lawan drop, Sterling akan berada di posisi onside tapi lawan tidak bisa menghentikannya karena ia telah melakukan pergerakan yang cepat. Pergerakan insting mengawali gol tap in yang dicetaknya.

Kecepatan dan akselerasi yang tinggi juga membuat Sterling sulit untuk dijaga di kotak pinalti. Ia sering merangsek cepat ke kotak pinalti dan sulit untuk diantisipasi.

Hal ini yang memudahkannya mencetak gol tap in. Kecepatan Sterling juga bisa dimanfaatkan Chelsea untuk mengekspos lini belakang pertahanan lawan.

Atribut ini akan berguna untuk Chelsea saat menghadapi lawan dengan garis pertahanan tinggi atau untuk counter attack. Jika melihat posisi yang sering dimainkan Sterling, ia bisa dikatakan sebagai pemain Versatile.

Pemain berusia 27 ini bisa bermain di kedua sisi sayap, dan juga kerap dipasang sebagai false nine. Fleksibilitas dan kemampuannya yang bisa memberi opsi baru bagi serangan Chelsea ini juga diakui oleh Tuchel.

Selain hal teknis, kelebihan Sterling yang bisa didapat oleh Chelsea adalah profil dan pembuktian sebagai pemain kelas dunia yang tidak perlu diragukan.

11 trophy dalam 7 musim, berada pada usia emas 27 tahun, menjadi pemain penting Manchester City pada era dimana mereka mendominasi sepak bola Inggris, serta langganan pemain Timnas Inggris sekaligus menjadi kapten tim.

3. Kecocokan Taktik

Versatile membuat Tuchel bisa membuat Sterling di berbagai posisi. Jika masih bermain dengan taktik 3-4-3, Sterling bisa dipakai sebagai wide forward bersama dengan Mason Mount dibelakang Havertz. Atau dia bisa bergantian dengan Havertz sebagai False Nine.

Sterling bisa banyak bermain di area half space karena sisi sayap sudah diisi oleh wing back. Ia bisa melakukan kombinasi di area kecil dengan Mason Mount dan Havertz, atau fokus mencari posisi untuk mencetak gol.

Terlebih ketika wing back Chelsea sudah berada di posisi yang bagus untuk melepaskan crossing. Crossing menjadi kelemahan Chelsea di musim lalu. Bukan kualitas crossing atau eksekusinya yang menjadi masalah, melainkan namun pemain yang menerima tidak sinkron dengan pengirimnya.

Nyatanya di bawah Pep meskipun Sterling tidak berpostur tinggi, ia mampu mencetak gol menggunakan kepala. Bukan lewat Duel udara, tapi melainkan posisinya yang berada di ruang kosong untuk menyundul.

Jadi pekerjaan rumahnya adalah pengirim umpan Chelsea untuk menemukan Sterling yang berada di kotak pinalti. Mengutip dari The Athletic, Tuchel akan mengubah pakem tiga bek yang ia gunakan sejak awal melatih Chelsea.

Bermain dengan 4-2-3-1 atau 4-3-3 juga tidak masalah untuk Sterling. Justru itu formasi yang sering ia mainkan di Manchester City. Dengan formasi ini, Sterling bisa menjadi Inverted Forward jika ia bermain di sayap kiri.

Menjaga kelebaran di fase awal serangan untuk mendapatkan situasi 1 vs 1 melawan full back lawan. Lalu Sterling bisa melakukan cut inside untuk melakukan penetrasi dan kombinasi dengan stiker Chelsea.

Fleksibilitas posisi dan peran yang dimilikinya membuat Tuchel mempunyai banyak opsi untuk memainkan Sterling. Tinggal bagaimana Tuchel membuat sistem yang mampu memaksimalkan pemain yang ia miliki.

Jika melihat masalah finishing dan produktifitas Sterling, pembelian ini masuk akal untuk menjadi solusi. Meski tidak serta merta Sterling akan sukses di Chelsea, ia masih harus beradaptasi dengan sistem baru.

Terlebih Sterling adalah team player atau pemain yang mudah bekerjasama dengan tim, yang juga membantu Chelsea ketika tanpa bola atau harus bertahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *